Saat Agama Menjadi Lelucon Gelap: Menilik Etika Humor Perspektif Hadis dan Penafsiran QS. At-Taubah 65-66
DOI:
https://doi.org/10.63847/dhzddg82Keywords:
Etika, Humor, LeluconAbstract
Setiap manusia tentunya menyukai humor, dengan adanya humor membuat suasana sekitar
menjadi terhibur. Pada zaman sekarang, semua hal dapat dijadikan pekerjaan, tanpa terkecuali
menjadi seorang pelawak dengan leluconnya. Tentunya dengan berbagai tema yang
dikembangkan akan membuat lelucon menjadi lebih menarik. Nabi Saw. memperingatkan
umatnya untuk selalu waspada pada saat membuat humor didalam hadisnya. Kajian ini
menggunakan metode penelitian studi kepustakaan untuk mengetahui teori humor yang berasal
dari buku, jurnal, dan artikel, hadis dan penafsiran QS. At-Taubah yang berkaitan dengan humor.
Dan menggunakan metode analisis deskripsi untuk mengkaitkan konsep etika humor yang
berasal dari teori humor dan hadis yang berkaitan dengan humor. Bahwa dalam berhumor
hindarilah sebuah kebohongan, kurangi penggunaan kata krusial atau berbahaya pada sebuah
lelucon, tertawa secukupnya sebagai respon dari lelucon, hendaklah meminta izin terlebih dahulu
jika ingin menggunakan barang atau hak orang lain, dan hindari penggunaan saat hendak
melontarkan sebuah lelucon.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Abu Hanifah, Ahmad Azzahrawi, Ahmad Luthfi Afnaufal (Author)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.



